Meningkatkan Kinerja Tim
Ada kutipan dari Henry Ford “If everyone is moving forward together, then success takes care of itself” – Jika setiap orang bergerak bersama, maka sukses akan menyertai. Ini menandakan bahwa untuk mencapai kesuksesan, kita tidak bisa bergerak sendiri, kita butuh tim. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kinerja tim tada naik dan turunnya. Untuk itulah diperlukan sebuah inisiatif untuk menjaga kinerja tim.
Ada 2 (dua) tahapan untuk meningkatkan kinerja tim, yaitu (1) Menentukan Kebutuhan Pelatihan Individu dan (2) Memberikan Bimbingan Kerja. Kedua tahapan tersebut dapat dijabarkan kembali menjadi 6 langkah berikut ini:
- Menentukan kebutuhan pelatihan individu
- Identifikasi kompetensi jabatan
- Identifikasi kompetensi individu
- Rumuskan kebutuhan pelatihan individu
- Memberikan Bimbingan Kerja
- Identifikasi kebutuhan bimbingan kinerja
- Lakukan bimbingan kinerja
- Uji pencapaian kinerja setelah bimbingan kerja

Hal mendasar yang harus diperhatikan adalah URAIAN JABATAN. Dari situlah bisa dilihat kompetensi jabatan yang dipersyaratkan. Namun tidak semua berjalan indah, banyak kasus di lapangan bahwa individu tidak bisa memenuhi kompetensi jabatan yang dipersyaratkan sehingga terjadilah kesenjangan kompetensi – ideal vs real. Untuk menutup kesenjangan kompetensi tersebut, perlu dilakukan perumusan kebutuhan peningkatan kompetensi individu agar produktivitas karyawan tetap terjaga. Ketika seluruh karyawan bekerja produktif sesuai tupoksinya, kesuksesan perusahaan/organisasi ada di depan mata. Proses identifikasi kompetensi jabatan, identifikasi kompetensi individu, sampai perumusan kebutuhan pelatihan individu sangat menantang. Namun semua akan terasa indah jika kita sudah berhasil melaluinya.
Perumusan kebutuhan pelatihan harus segera ditindaklanjuti. Tentu saja bisa melalui pelatihan berbasis kompetensi atau dapat juga dengan bimbingan kerja. Wah, apalagi ya bimbingan kerja ini? Dari beberapa literatur yang didapat, bimbingan kerja merupakan pendampingan situasional dalam waktu yang singkat kepada individu di tempat kerja agar mampu dan terampil mengerjakan tugas tertentu yang spesifik dan akan berakhir ketika individu telah berhasil mencapai keterampilan tersebut. Sasaran kegiatan bimbingan kerja bisa siapa saja, dimulai dari karyawan baru yang belum menguasai kompetensi utama bisnis ritel sama sekali ataupun mereka yang sudah lama bekerja namun butuh peningkatan kompetensi.
Bimbingan kerja tidak sulit dilakukan jika kita berhasil mengidentifikasi kebutuhan bimbingan kerja; apakah pengenalan atas keterampilan baru sesuai prosedur atau pengembangan keterampilan demi peningkatan produktivitas. Dengan tujuan yang jelas, bimbingan kerja tidak sekedar wasting time and money atau buang-buang uang dan waktu. Setelah itu, barulah dibuat perencanaan bimbingan kerja yang komprehensif. Sebuah kegiatan akan berlangsung efisien dan efektif jika diawali dengan perencanaan yang matang, bukan? Perencanaan harus melibatkan semua pihak : mentor, mentee, manajemen dan atasan agar berjalan baik dan lancar.
Jika perencanaan telah dibuat, maka saatnya manajemen melakukan bimbingan kerja. Pastikan pelaksanaan telah disepakati kedua belah pihak (mentor dan mentee) agar tujuan bersama tercapai. Setelah terlaksana dalam kurun waktu yang telah disepakati, jangan lupa melakukan evaluasi bersama. Apakah kinerja individu meningkat sehingga bisa membuat laju perusahaan/ organisasi melesat?
Bagi sebagian orang, bimbingan kerja adalah proses panjang yang melelahkan. Tapi banyak manfaat yang bisa dirasakan. Semangat meningkatkan kinerja tim Bapak Ibu semua. Anda pasti bisa!